Penetapan kebijakan emisi Euro IV belum juga diketuk palu oleh pemerintah sampai saat ini. Bukan hanya berefek negatif bagi lingkungan, tapi juga terkait dengan perkembangan industri otomotif.
Jongkie D Sugiarto, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) bidang pengembangan pasar mengatakan, kalau saat ini produsen kendaraan dalam negeri, harus membuka dua jalur produksi. Karena mereka harus membuat dua mesin berbeda, sehingga kurang efisien.
“Satu jalur produksi untuk mobil bermesin dengan emisi Euro II, untuk pasar lokal. Sementara satu lagi untuk produk yang akan diekspor sudah mengiuti regulasi Euro IV,” ujar Jongki saat menyampaikan pendapatnya di forum Indonesia International Automotive Conference (IIAC) bertemakan "Auto Industry Globalization", di Tangerang, Jumat (12/8/2016).
Jongki melanjutkan, pihaknya bersedia memberikan jadwal kapan mulai produksi Euro IV. Namun, Gaikindo meminta komitmen Pertamina untuk bisa menyediakan bahan bakar berkualitas Euro IV, dengan impor, sambil menunggu refinery development master plan (RMDP) Pertamina rampung.
Anastasia Kharina, Researcher The International Council on Clean Transportation (ICCT) juga memberikan rekomendasi serupa, agar Pertamina sebaiknya mengimpor lebih dahulu bahan bakar berkualitas Euro IV.
“Harus secepat mungkin, kalau bisa besok ketuk palu Euro IV. Terkait bahan bakar, Indonesia saat ini kan impor bahan bakar, jadi kenapa tidak mengimpor bahan bakar yang bagus sekalian, dan bukan yang kulaitasnya buruk,” ujar Anastasia.
No comments:
Post a Comment